Es Buah Selasih - Monic's Simply Kitchen

Monday, January 30, 2017

Es Buah Selasih



resep es buah selasih

Saya sedang menyicil lagi neh menghabiskan stok draft, jadi ceritanya foto satu ini dibuang sayang, duh maunya tidak usah ditampilkan saja, tapi sayang euy, lumayan menambah jumlah posting ha ha ha.. tapi eits walaupun masuk kategori dibuang sayang siapa tahu bisa tetap bermanfaat buat beberapa orang, iya kan.. maksa ini kan ya.. 

Mau saya tampilkan resep terbaru tapi belum sempat pindahkan gambarnya dari kamera, lebih tepatnya malas sih he he he. Nah resep ini sama plek dengan resep es buah yang pernah saya posting sebelumnya. Hanya ditambah selasih saja sehingga menambah sensasi renyahnya. 

Kalau dulu waktu kecil, selasih ini kami sebut telur kodok..nah dulu sampai saya penasaran apa iya yang saya makan itu telur kodok asli. Ih kalau begitu berarti menjijikkan sekali ya... ih tapi kok enak rasanya.. hmm begini ya rasa telur kodok ha ha ha... Tapi memang penampakannya mirip sekali dengan telur kodok kan ya.

Upsss disela dulu ya... walaupun terlambat saya ingin mengucapkan selamat merayakan imlek ya buat teman-teman pembaca setia Monic's Simply Kitchen. Semoga di tahun ayam ini memberikan lebih banyak kelimpahan, kesehatan dan kesuksesan, amin.

Aih kalau bicara Imlek, dari dulu waktu kecil, upss dulu saya tahunya bukan Imlek tapi Sinchia. Nah beberapa teman saya merayakan Sinchia. Jadi ceritanya waktu itu masih SMP, jadi kami yang tidak merayakan Sinchia akan datang ke rumah teman yang merayakan. Waktu itu sudah gembar-gembor tentang angpao, berupa amplop merah berisi uang. Tapi seingat saya tidak ada yang pernah memberikan saya angpao. Ah... sampai saya besar dan tidak pernah berpikir lagi tentang angpao.

Sampai ketika saya bekerja di perusahaan di mana pemiliknya orang Chinese. Walaupun perusahaan Chinese jangan salah anggap dulu ya, di perusahaan ini beda, malah berasa perusahaan itu milik sendiri ha ha ha... sampai-sampai bapaknya Sophie meledek jabatan saya di sana adalah wakil direktur, jiahhhh. 

Memang sih karena perusahaan kecil, jadi pertama kali saya direkrut untuk mengurusi bagian quality, di mana mengurusi semua bagian quality, terutama mengurusi masalah customer audit. Jadi saya harus mulai dari nol membuat semua dokumen yang berhubungan dengan qualty management system. Hmmm paniang kapalo wak..

Begitu berjalannya waktu, teman sekerja saya yang mengurusi HRD dan marketing, (upss ya, satu orang dua jabatan) mengundurkan diri, hmmm apa yang terjadi, alih-alih merekrut orang baru sebagai pengganti, tanggung jawab HRD dilimpahkan kepada saya... tepok jidat. Tapi untuk marketing merekrut orang baru.

Ok tidak masalah, toh jadi pengalaman buat saya, di sana saya belajar tentang seluk beluk HRD, kalau tidak begini kapan lagi kan saya bisa bekerja mengurusi karyawan. Nah cukup santai kalau tidak ada masalah quality sebut saja keluhan pelanggan atau juga audit pelanggan lagi. 

Tapi itu belum cukup horor buat saya, begitu teman sekerja saya yang mengurusi bagian finance dan accounting mengundurkan diri lagi. Apa yang terjadi, saya pun harus merangkap mengurusi finance, di mana saya harus mengurusi kas masuk dan keluar, mengurusi hal-hal yang berbau perbankan, sesuatu hal yang sangat baru.

Terdengar kejam tidak? ha ha ha... kalau dipikirkan sih iya ya.. tapi sebenarnya tidak, saya tetap enjoy walaupun saat-saat tertentu pusing kepala, mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Pak bosnya tidak kejam dan hampir tidak pernah marah kalau saya katakan dan sangat pengertian sekali. 

Nah mungkin karena beban pekerjaan yang cukup banyak, jadi ketika kenaikan gaji, pak bos cukup pengertian, di mana lagi kenaikan gaji di perusahaan kecil yang bisa sebesar itu? saya saja megap-megap kerja di perusahaan besar, tidak pernah ada kenaikan gaji yang cukup besar menurut saya.

Dan di perusahaan ini saya baru merasakan pesta jeruk mandarin, jadi sebelum imlek kita sudah bisa makan jeruk sepuasnya, sakit perut- sakit perut dah. Secara jeruk berkotak-kotak datang dari supplier, jadi ambil jeruk beberapa buah ke meja, makan di kala senggang. Begitu habis, kalau mau ya bisa ambil lagi..pokoknya mabok jeruk.

Dan... di perusahaan inilah saya menerima amplop merah itu... yuppp angpao. Wuih senangnya kala pak bos memanggil ke ruangannya dan menyerahkan amplop merah itu. Bukan amplop merah kecil, tapi amplop merah besar.... lumayan isinya uang SGD.. yang masih mulus lagi jiahhhh. Kalu dikurs ke rupiah bisa 2 bulan gaji.. aih  senangnya tidak terkira.

Ternyata angpao itu adalah profit sharing, sungguh hal baru bagi saya. Di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, bisa dikatakan perusahaan besar, boleh sih statusnya PMA milik Amerika. Tapi saya tidak pernah merasakan yang namanya profit sharing. Sebelum saya berhenti, serikat pekerjanya masih memperjuangkan profit sharing, entah berhasil entah tidak.

Dulu seorang teman yang saya sangat lupa siapa, pernah berkata, enak mana jadi ikan kecil di tempat besar dan berpenghuni banyak, atau jadi ikan besar di tempat lebih kecil tapi berpenghuni sedikit. Hmmm ini pengandaian bekerja di perusahaan besar dan perusahaan kecil.

Kalau menurut saya, lebih enak bekerja di perusahaan kecil, walaupun kalau ditanya teman-teman, kerja di mana? sangat tidak membanggakan... tapi apa mereka tahu kalau secara income lebih baik..hmmm... jadi butuh kebanggaan atau income? saya pilih income, saya tidak bisa membeli kebutuhan hidup saya dengan hanya bermodalkan kebanggaan.

Bapaknya Sophie pernah ditawari pekerjaan di perusahaan besar dan terkenal di Batam, tapi saya sempat terkejut, masak iya gaji yang ditawarkan lebih rendah dari perusahaan sebelumnya. Sangat percaya diri sekali perusahaan itu. Jadi mungkin dengan nama besar orang tidak akan berpikir lebih jauh tentang income? Dan tentu saja ditolak pekerjaan itu.. dan ada seorang temannya protes, kenapa kamu tolak perusahaan itu, orang rebutan loh mau bekerja di sana, suatu kebanggaan bekerja di sana. Lantas begini jawab bapaknya Sophie, saya tidak bisa hidup hanya bermodalkan kebanggaan..

Ya begitulah terkadang image kita itu terbentuk, kebanggaan itu terkadang memang dibutuhkan sebagian orang. Terkadang hanya untuk kebanggaan orang rela mempersulit diri sendiri. Jadi ingat film tentang orang India di Amerika. Demi kebanggaan, mereka tinggal di rumah mewah, jadi semua kerabat dan teman menganggap mereka keluarga wah dan terpandang. Tapi apa yang terjadi... ternyata...yang sungguh membuat saya juga terkejut adalah, si kepala keluarga bekerja sebagai pekerja kasar, menggali jalan raya... duh..dan sampai berhutang untuk menutupi segala biaya hidup mewahnya.

Aih aih... jadi ceritanya saya ini tidak berbagi resep ya... hanya cerita ngalor ngidul... tidak apa-apa ya.. sekali sekali ha ha ha ha....

Untuk resep es buah selasih ini silakan klik link resep es buah ya... dan untuk selasihnya di sini saya gunakan selasih kering, rendam dengan air matang suhu ruang sampai mengembang baru deh dicampurkan dengan es buahnya.

Sipppp..... semoga tidak bosan ya dengan lanturan saya... tunggu resep selanjutnya ya... jangan kabur dulu ha ha ha...




6 comments:

  1. Banyak mindset orang kaya gt mbk monic, cari kebanggaan dan pekerjaan.. Hihihi kalo saya mah cari duit #mataijo
    Suami kerja di rumah mbak, jualan online.. Tapi di cap tetangga sm keluarga prngangguran, apa cukup? Dll. Kok sepda ga ganti? Ga pernah makan diluar? Hadehh. Kan tiap org beda ya mbak, aq ma suami pinginny sederhana sj. Biar ad tabungan nanti buat masa dpn ank2.
    Kdg gatel kalo banyak yg nyinyir pingin nunjukin buku rekening hahaha..--a

    Maaf mbak jadi curcol.. Sukaa ulasan nya mbak monic.. Intinya jangan kemakan gengsi..nice share
    -ummu ghazi

    Mbak apa ada akun instagram?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha ha ha... toss ah ummu..kita sama2 pencari duit..ga penting2 amat sama kebanggaan.. apalah artinya kebanggaan dan pekerjaan kalau kita tidak menikmatinya
      iya ummu kadang2 orang suka resek ya..betul sekali2 tunjukin aja tuh buku tabungan atau kalau ga foto kopi trus dibagiin kayak selebaran gitu ha ha ha..

      oh iya toss lagi, neh bapaknya Sophie juga kerja di rumah sekarang, usaha online juga tapi di bidang jasa.. jadi kita neh di rumah terus ha ha ha.. mati gayanya kalau internet mati

      ada mba, baru banget buat... monicayrampo belum itu juga baru ada 3 fotonya, follower masih 8, masih belajar2 instagram, duh ketinggalan banget ya.. malu ah.. tutup muka dulu he he he



      Delete
  2. Wkwkwkwkwk.... Ngakak mba pas baca tentang telur kodok. Heheheh

    Bicara Soal angpao, saya juga baru merasakan yang namanya dapat amplop merah waktu saya kerja di Soroako karena kebetulan pimpinan saya China.

    Setuju, mba. Kerja itu bukan cuma untuk jaga gengsi tapi yang penting pendapatannya. Ternyata mba Monic ini memang Luar Biasa ya, dulu pernah kerja merangkap sana sini. Jadi wajar dapat angpao yang wow banget. Bagi dong, mba. Heheheh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya toss ah pernah ngerasain nerima amplop merah..

      ha ha ha uangnya sudah habis donk, kan sudah lama ga kerja.. sudah di rumah aja sekarang

      Delete
  3. Seru jg perjalanan karier mba Monic yah...hehe. Bener mba...biar kerja di perusahaan yg gk top yg penting income mencukupi toh, ngapain mikirin gengsi jg.

    Es nya seger bgt mba keliatannya. Jd pengen bikin jg buat pengajian di rumah.

    RINI

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba seru juga ternyata he he he.. bener setuju pokoknya yang penting income mencukupi ya mba, gengsi ga penting

      he eh mba Rini seger banget ini apalagi kalau ditambahin es batu atau baru keluar dari kulkas, mudah lagi buatnya

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung ke sini dan mau meninggalkan komentar manis atau pertanyaan di sini. Komentar promosi produk dan jualan tidak akan saya tampilkan ya, begitu juga dengan nama URL yang saru. Dan untuk yang berkomentar anonymous mohon cantumkan nama ya biar saya tahu yang berkomentar siapa kan enak jadi bisa panggil mas atau mba. Terima kasih.
EmoticonEmoticon